Memotret Gambar atau Rupang Buddha 关于拍摄佛像的问题

Tanya Jawab Seputar Dharma

Tanya [138]: Master, rumah kami ingin mengundang sebuah rupang Guan Shi Yin Pu Sa, apakah boleh memotret rupang atau gambarnya dari kuil lalu dicetak dan disembahyangi?

Jawab [138]:

  • Sebaiknya Anda jangan memotret rupang atau gambar Buddha sendiri, lebih baik memasang gambar Guan Shi Yin Pu Sa yang sudah tersedia di Guan Yin Tang.
  • Jika memang harus memotret rupang atau gambar Buddha, maka setelah memasang dupa, dan memohon kepada Bodhisattva, lafalkanlah {Da Bei Zhou}, {Xin Jing}, {Li Fo Da Chan Hui Wen} masing–masing 7x, lalu tunggu sampai dupa habis terbakar baru Anda memotretnya, bila dupa masih menyala jangan memotret, jika Anda melakukan hal ini berarti Anda tidak hormat kepada Bodhisattva.
  • Biasanya saat dupa yang dibakar melingkar, atau sumbu lampu minyak yang dinyalakan membentuk bunga teratai, ini berarti Bodhisattva datang, saat ini jika Anda ingin memotretnya agar bisa ditunjukkan kepada orang lain pada saat membabarkan Ajaran Buddha Dharma (agar mereka percaya), juga sebaiknya jangan difoto langsung, karena saat Bodhisattva sedang hadir di altar, lalu kita mengambil gambar, itu juga suatu perbuatan yang sangat tidak sopan. Biasanya sewaktu dupa membentuk lingkaran, bisa difoto setelah memadamkan lampu minyak; bila ingin memotret sumbu lampu minyak yang membentuk bunga teratai, sebelumnya harus mengatakan kepada Bodhisattva: “Mohon Guan Shi Yin Pu Sa berwelas asih, saya ingin menggunakan foto ini untuk membabarkan Ajaran Buddha Dharma kepada orang lain, supaya lebih banyak lagi orang yang percaya”, lalu Anda boleh memotretnya.
  • Sebaiknya jangan berfoto dengan gambar atau rupang Buddha dan Bodhisattva, serta peralatan altar, ini juga tidak sopan.
  • Pada prinsipnya sebaiknya jangan terlalu sering berfoto, terutama untuk anak kecil, saat berfoto jangan menggunakan lampu flash, terlalu banyak berfoto bisa membuat jiwa tercerai-berai (tidak utuh).